Apakah benar nabi Daud as mempunyai kelakuan bejad seperti yang digambarkan di kitab perjanjian lama Yahudi dan Kristen?
Versi kitab Yahudi :
Raja Daud mempunyai 99 istri. Kemudian dia ingin menambah 1 wanita lagi untuk menjadi istrinya. Tapi wanita tsb sudah bersuami.
Versi islam :
Kisah nabi Daud as ada di surat Shad. Dikisahkan ada 2 pihak dari negri sebrang yg dibatasi oleh benteng yg sangat tinggi. Karena tingginya maka tidak mungkin ada yg bisa memanjat, bahkan bisa mencapai tempat paling private dari nabi Daud as yaitu mihrabnya. Daud as mengira orang-orang yg datang tsb hendak membunuhnya, sehingga dia sedikit shock. Tapi salah seorang dari mrk bilang ke Daud as, tidak usah takut, kami tidak berniat jahat. Namun hanya ingin meminta sebuah pengadilan yg adil thd sebuah persoalan. Saudaranya ini punya 99 kambing, sedangkan dia hanya punya 1. Saudaranya hendak menambah lagi jumlah kambingnya, dan dia hendak mengambilnya. Dia minta Daud as mengambil keputusan thd masalah tsb. Daud as lalu berkata, yg punya 99 kambing telah bersalah.
Keputusan ini diambil Daud as secara tergesa-gesa. Alasannya adalah krn dia masih shock ketika ada banyak orang yg masuk ke tempat pribadinya, dan mrk juga adalah dari kelompok musuhnya Daud as. Serta kecenderungan manusia untuk berpihak kepada kelompok yg lebih lemah sebagai orang yg selalu teraniaya sehingga harus mendapatkan prioritas untuk didengar dan dibela.
Daur as dalam kisah ini tidak meminta pendapat kelompok dari orang yg punya 99 kambing untuk memberikan penjelasan dari pihaknya.
Tapi tiba-tiba semua orang yg ada di depannya itu hilang begitu saja. Dari sana dia tahu bhw ini adalah sebuah ujian dari Allah SWT. Allah SWT sedang mengetes kepemimpinan Daud as dalam memimpin umatnya. Dia menyadari kesalahannya yg tidak adil dalam memimpin sebuah peradilan, dan dia sangat menyesal serta meminta tobat.
Tentu saja tobatnya diampuni.
Kisah ini menjadi pelajaran bagi umat islam, bukan hanya untuk para pelaku peradilan, atau penguasa, namun juga bagi kita sebagai individu. Krn kitapun punya kecenderungan yg sama sprt Daud as. Yaitu suka terburu-buru mengambil keputusan terutama di saat genting, dan lebih cenderung memihak pihak lemah padahal suara dari yg lemah belum tentu mutlak benar.
Sekaligus kisah di surat Shad ini sbg klarifikasi atau pembersihan nama untuk Daud as. Bahwa dia bukanlah orang bejat. Namun seorang pemimpin yg shaleh, dan lekas menyadari atas kesalahannya.